2025-07-29 07:47:01 | Natindo Cargo

Dunia impor memang menjanjikan keuntungan besar. Namun, di balik peluang tersebut tersembunyi beragam tantangan yang sering menjebak importir pemula. Kesalahan kecil dapat berujung pada kerugian besar, bahkan kebangkrutan. Oleh karena itu, memahami potensi kesalahan dan cara menghindarinya adalah langkah awal yang krusial.

Mari kita lihat informasi lengkapnya di artikel ini agar bisa menghindari kesalahan sebelum melakukan import barang dari china!

 

Kesalahan Umum Importir Barang Pemula

Tidak Melakukan Riset Produk dan Pasar Secara Menyeluruh

Banyak pemula terjebak membeli barang yang ternyata tidak sesuai dengan kebutuhan pasar domestik. Tanpa riset mendalam, mereka hanya mengandalkan tren sesaat atau rekomendasi dari supplier. Padahal, analisis data penjualan lokal, preferensi konsumen, dan kompetitor seharusnya menjadi fondasi keputusan impor.

Mengabaikan Regulasi dan Ketentuan Bea Cukai Indonesia

Bea cukai bukan sekadar prosedur administratif. Ini adalah pagar hukum yang mengatur lalu lintas barang lintas negara. Pemula sering menganggap enteng peraturan ini, hingga barang mereka tertahan di pelabuhan, dikenakan denda, atau bahkan disita. Mengenal HS Code, SNI, dan aturan larangan terbatas adalah keharusan.

Salah Memilih Supplier Luar Negeri

Supplier yang terlihat profesional di platform e-commerce belum tentu terpercaya. Banyak importir pemula tergiur harga murah tanpa melakukan verifikasi menyeluruh. Tidak sedikit yang akhirnya menerima barang cacat, tidak sesuai spesifikasi, atau bahkan tidak dikirim sama sekali. Verifikasi legalitas, reputasi, dan kredibilitas supplier adalah langkah vital.

Tidak Memahami Incoterms dan Risiko Logistik

Incoterms (International Commercial Terms) menentukan siapa yang bertanggung jawab atas biaya dan risiko selama pengiriman. Tanpa pemahaman mendalam, pemula bisa terjebak dalam kesepakatan yang merugikan, seperti menerima tanggung jawab penuh untuk kerusakan saat pengiriman tanpa asuransi yang layak.

Mengabaikan Perhitungan Biaya Total Impor

Harga barang bukan satu-satunya variabel. Ada ongkos kirim, pajak impor, bea masuk, handling charge, hingga biaya gudang. Pemula sering kali hanya menghitung harga FOB (Free on Board), tanpa memperkirakan landed cost secara menyeluruh. Ini membuat margin keuntungan mereka sangat tipis atau bahkan negatif.

Tidak Menggunakan Jasa Forwarder atau Konsultan Impor yang Berpengalaman

Bermodal nekat tanpa pendamping ahli, pemula sering tersandung pada proses teknis. Padahal, jasa freight forwarder atau konsultan impor bisa menjadi penyelamat dalam proses dokumen, pengurusan izin, hingga perencanaan logistik. Menghemat biaya dengan tidak menggunakan jasa profesional justru bisa menjadi kesalahan mahal.

Kurangnya Pemahaman Tentang Dokumen Impor

Invoice, packing list, bill of lading, dan certificate of origin bukan sekadar formalitas. Kesalahan sekecil apapun dalam dokumen bisa menyebabkan keterlambatan pengeluaran barang. Importir pemula wajib memahami isi dan fungsi setiap dokumen yang terlibat dalam transaksi internasional.

Mengimpor Barang Terlarang atau yang Membutuhkan Izin Khusus

Tanpa pemahaman daftar barang yang termasuk dalam kategori terbatas, pemula bisa tanpa sengaja mengimpor produk yang membutuhkan izin BPOM, Kemenkes, atau Kementerian Perdagangan. Implikasinya bisa serius: barang tertahan, dimusnahkan, atau ditolak masuk ke wilayah Indonesia.

Tidak Menyiapkan Dana Cadangan untuk Biaya Tak Terduga

Fluktuasi kurs mata uang, kenaikan tarif bea masuk, hingga biaya demurrage karena keterlambatan bisa membuat biaya impor membengkak. Importir bijak selalu menyisihkan dana cadangan minimal 10–15% dari total biaya impor sebagai pengaman risiko.

Terburu-buru dalam Menentukan Kuantitas Pesanan Pertama

Order dalam jumlah besar pada transaksi pertama adalah perjudian. Tanpa mengenal kualitas barang secara langsung, risiko menerima produk tidak sesuai sangat besar. Strategi yang lebih bijak adalah memulai dengan sample order atau small batch sebagai validasi awal.

Tidak Memastikan Standar Kualitas Barang Sebelum Pengiriman

Kualitas produk harus diverifikasi secara objektif. Banyak pemula mengandalkan foto atau janji supplier, padahal inspeksi pra-pengiriman (pre-shipment inspection) sangat disarankan. Layanan QC pihak ketiga bisa membantu meminimalisasi risiko kekecewaan.

Kesalahan dalam Strategi Penetapan Harga Jual

Tanpa memperhitungkan semua biaya dan dinamika pasar lokal, harga jual bisa terlalu tinggi hingga tak kompetitif, atau terlalu rendah hingga tidak menutup biaya. Margin keuntungan harus dihitung secara cermat, termasuk pertimbangan potensi diskon, retur, dan distribusi.

Tidak Menyusun Rencana Distribusi Setelah Barang Tiba

Barang sudah tiba di gudang, namun strategi distribusi belum disiapkan. Hal ini menyebabkan stagnasi stok dan terhambatnya arus kas. Idealnya, rencana penyaluran produk sudah disusun sejak awal, termasuk kerja sama dengan reseller, marketplace, atau toko offline.

 

Kesimpulan

Menghindari kesalahan umum dalam impor bukan sekadar menyelamatkan modal, tetapi juga memperkuat fondasi bisnis jangka panjang. Setiap langkah harus diperhitungkan dengan matang, dari riset hingga distribusi. 

Jika Anda seorang pemula yang ingin terjun ke dunia impor dengan aman, pertimbangkan untuk bekerja sama dengan penyedia jasa logistik dan importir berpengalaman seperti Natindo Cargo. Dengan pendampingan yang tepat, proses impor bisa menjadi peluang bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan.

Bagikan

Artikel Terkait

Cara Memilih Supplier Yang Terpercaya Untuk Impor Barang
Baca Selengkapnya
Cara Import Barang Dari China Lengkap
Baca Selengkapnya
Yuk, Kenalan dengan Alipay, Dompet Digital Populer Asal China
Baca Selengkapnya
Mengenal Pemberitahuan Impor Barang dan Jenisnya
Baca Selengkapnya
Oleh - Oleh Khas Thailand Halal Yang Wajib Dicoba
Baca Selengkapnya
Syarat Dan Prosedur Menggunakan Jasa Impor Borongan
Baca Selengkapnya
Konsultasi Gratis Sekarang!