2024-01-29 15:35:56 | Natindo Cargo
Inflasi yang diimpor (imported inflation) merupakan jenis inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga barang impor. Selain kenaikan harga barang itu sendiri, depresiasi mata uang domestik yang tajam juga dapat membuat barang impor menjadi jauh lebih mahal.
Tidak semua barang dapat dihasilkan dari dalam negeri. Beberapa barang perlu diimpor. Indonesia dan dari negara berkembang lainnya juga tergantung pada impor untuk barang-barang modal berteknologi canggih. Demikian juga dari negara maju tergantung pada negara berkembang untuk pasokan bahan baku industri mereka.
Maka dari itu kenaikan harga bahan baku dan barang modal menyebabkan biaya produksi dalam negeri naik. Produsen akan meneruskan kenaikan ini ke harga jual produk demi mempertahankan keuntungan. Akibatnya, inflasi di dalam negeri merangkak naik. Inflasi jenis ini dikategorikan sebagai inflasi dorongan biaya karena berakar dari kenaikan biaya produksi. Di Indonesia adanya salah satu barang impor yang cukup signigikan mempengaruhi inflasi adalah harga minyak. Karena masih tergantung pada impor, kenaikan tinggi atas harga minyak mendorong kenaikan biaya produksi di berbagai sektor, mulai dari transportasi, ketenagalistrikan, hingga industri manufaktur. Oleh karena itu, ketika subsidi dikurangi dan harga minyak masih tinggi, harga barang pada umumnya melonjak.
Imported inflation terjadi karena ada kenaikan harga barang-barang impor. Selain itu depresiasi juga berkontribusi terhadap harga beli para importir. Semakin besar depresiasi mata uang, semakin tinggi harga impor. Akibatnya importir harus mengeluarkan banyak uang untuk membeli barang impor.
Hal-hal yang memicu imported inflation ketika terjadi inflasi di negara lain. Hal tersebut menyebabkan mata uangnya terdepresiasi di pasar valuta asing sehingga harga jualnya menjadi tinggi. Jika nanti importir membelinya, maka ada potensi kemunculan inflasi jenis ini di dalam negeri. Selain itu importir harus mengeluarkan lebih banyak biaya untuk membelinya, terlebih jika yang dibeli adalah bahan baku untuk menghasilkan suatu produk. Apabila hal ini terjadi, maka biaya produksi masing-masing perusahaan pun akan meningkat sehingga berimbas pada kenaikan harga jual.
Mudahnya imported inflation dampak inflasi akibat kenaikan harga barang impor dan depresiasi mata uang sehingga importir harus mengeluarkan lebih banyak uang guna mengimpor suatu produk. Salah satu barang impor yang seringkali memicu imported inflation adalah minyak. Kenaikan harganya akan mendorong peningkatan proses bisnis pada berbagai perusahaan, baik yang bergerak di bidang produksi, kelistrikan, hingga manufaktur. Terlebih apabila tidak ada subsidi, maka lonjakan harga hingga ke tangan konsumen tak bisa dibendung.
Beberapa jenis imported inflation adalah sebagai berikut.
Contoh Imported Inflation ketika sebuah perusahaan garmen di Singapura memproduksi kain katun, namun mereka harus membeli serat sutera dari negara lain dengan pembayaran menggunakan Euro. Jika nilai Euro jauh di atas nilai mata uang dollar Singapura, maka mereka harus membayar lebih tinggi agar mendapat pasokan. Hal ini menimbulkan kenaikan harga jual pakaian dari Singapura, karena demi mempertahankan margin, perusahaan akan menaikkan harga jual.
Sedangkan contoh lain Imported Inflation adalah jika terjadi keterbatasan produksi pangan di dalam negeri yang memicu kenaikan harga-harga lainnya karena negara harus mengimpor bahan-bahan pokok.
Selain itu harga berbagai bahan pokok dari luar negeri juga dapat memicu inflasi ketika suatu negara mengimpornya. Apalagi jika kondisi ini diperparah dengan pertambahan jumlah penduduk, naiknya biaya produksi, dan sebagainya.
Adapun cara-cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah Imported Inflation adalah sebagai berikut.
Baca Juga: Belanja Murah Di Marketplace 1688