2024-03-19 00:02:50 | Natindo Cargo
Import substitution atau substitusi impor merupakan strategi pengembangan yang menekankan penggantian impor dengan produksi dalam negeri. Kebijakan ini banyak diadopsi oleh negara berkembang. Substitusi impor populer di negara dengan ukuran pasar domestik yang besar. Untuk negara dengan ekonomi yang besar, mempromosikan industri lokal memberikan beberapa keuntungan. Diantara keuntungan tersebut adalah penciptaan lapangan kerja, pengurangan impor, dan penghematan dalam mata uang asing sehingga mengurangi tekanan pada neraca pembayaran.
1. Tujuan kebijakan substitusi impor:
Substitusi impor yaitu kebijakan agar mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini pemerintah mendorong produksi dalam negeri untuk barang-barang yang sebelumnya diimpor. Pemerintah dapat menerapkan hambatan perdagangan secara ekstensif, sehingga melindungi industri dalam negeri dari persaingan impor. Dengan tidak masuknya barang impor produksi dalam negeri diharapkan akan terus terpacu.
Sebagian ekonom menyimpulkan bahwa substitusi impor bukanlah cara terbaik untuk mengembangkan industri baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Alasannya jika industri yang dilindungi tidak efisien, maka konsumen harus membayar harga yang lebih tinggi. Karena barang impor yang lebih murah tidak dapat masuk, mereka terpaksa harus konsumsi barang domestik yang berharga lebih mahal (akibat dari inefisiensi produksi). Kondisi ini menyebabkan peningkatan inflasi.
Selain itu, kebijakan ini menghadapi banyak efek yang tidak diinginkan seperti masalah kronis dengan neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Meskipun substitusi impor seharusnya mengurangi ketergantungan pada perdagangan dunia, ada kebutuhan untuk mengimpor barang-barang seperti bahan baku, mesin dan suku cadang, yang mana tidak semuanya dapat dihasilkan dari dalam negeri.
2. Strategi Pengembangan Subtitusi Impor:
Strategi pengembangan substitusi impor adalah strategi pembangunan yang menekankan substitusi impor yang dicapai melalui proteksionisme sebagai rute untuk pertumbuhan ekonomi. Strategi ini didasarkan pada premis bahwa suatu negara harus berusaha mengurangi ketergantungan asingnya melalui produksi dalam negeri dan mewujudkan pengembangan dan swasembada melalui penciptaan pasar internal. Praktik kebijakan subtitusi impor dapat dijalankan melalui sejumlah langkah. Diantaranya adalah nasionalisasi, subsidi industri vital, peningkatan pajak, dan kebijakan proteksionisme perdagangan. Praktik ini juga melibatkan devaluasi mata uang sebagai cara untuk meningkatkan ekspor dan mengurangi impor sehingga mempromosikan konsumsi berbagai produk buatan lokal.
Perlu dicatat bahwa substitusi impor tidak berarti penghapusan impor. Industri dalam negeri mungkin masih perlu mengimpor bahan-bahan baru yang diperlukan industri dalam negeri, seperti minyak bumi, bahan kimia, dan bahan baku lain yang mungkin sebelumnya kurang. Kebijakan substitusi impor memang dapat menciptakan lapangan kerja dalam jangka pendek, karena produsen dalam negeri menggantikan produsen asing. Namun, dalam jangka panjang, baik output dan pertumbuhan akan lebih rendah daripada yang seharusnya.
Substitusi impor menyangkal spesialisasi dan impor asing, tetapi teori keunggulan komparatif teah menunjukkan bagaimana negara akan mendapat keuntungan dari perdagangan.Selain itu proteksionisme mengarah pada inefisiensi dinamis, karena produsen dalam negeri tidak memiliki insentif untuk mengurangi biaya atau meningkatkan produk. Substitusi impor dapat menghambat pertumbuhan melalui sumber daya yang buruk, dan pengaruhnya terhadap nilai tukar yang merugikan ekspor.
3.Impor Relief :
Import relief merupakan berbagai alternatif langkah yang diambil oleh pemerintah domestik untuk sementara membatasi impor suatu produk atau komoditas untuk melindungi produsen dalam negeri menjadi persaingan impor juga mencakup berbagai kebijakan yang diadopsi untuk memperkuat produsen dalam negeri seperti subsidi, bantuan pendidikan bagi pekerja, bantuan pelatihan bagi pekerja, pinjaman berbunga rendah kepada produsen, keringanan pajak kepada produsen dan lainnya.
4.Implikasi Keunggulan Komparatif Terhadap Impor & Ekspor :
Negara akan mengekspor barang yang memiliki kelebihan komparatif karena termasuk memiliki peluang biaya yang lebih kecil untuk memproduksi barang tersebut. Maka hasilnya penduduk dari semua negara dapat konsumsi jumlah barang yang berada di luar batas kemungkinan produksinya.
Jadi jika suatu negara memiliki keunggulan komparatif, artinya mereka bisa menghasilkan barang dengan biaya peluang yang lebih rendah. Sehingga mereka dapat menghasilkan barang dengan biaya lebih rendah termasuk mengekspor ke negara lain untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan.
Tetapi, ketika tidak ada keunggulan komparatif. Ini berarti biaya produksi lebih tinggi. Mak dari itu negara tersebut seharusnya mengimpor dari negara lain.
Baca Juga: Panduan Import Barang dari China Untuk Para Pemula